Notification

×

Iklan

Iklan

Disinyalir Pendangkalan Sungai Sebabkan Banjir, Warga Hamparan Perak Tagih Janji Pemerintah

Senin, 20 Januari 2025 | 1/20/2025 05:43:00 PM WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-20T10:44:14Z

 


Deli Serdang,Kombatpos.com| Pendangkalan muara sungai di Desa Paluh Rimau Sei Mati, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, kian parah, mengundang perhatian serius dari warga. Banjir yang rutin terjadi, ditambah pencemaran limbah pabrik di sekitar Pasar 7 Kebun Rambung, menimbulkan keresahan mendalam. Masyarakat mendesak pemerintah untuk tidak lagi menunda-nunda langkah konkret dalam mengatasi masalah ini. Jumat (20/1/2025(


“Sungai dan Kehidupan Kami Seperti Tak Dipedulikan”.Khairul Saleh, seorang warga yang rumahnya sering terendam banjir, menuturkan bahwa sungai yang semakin dangkal dan drainase yang buruk menjadi akar permasalahan yang tak kunjung terselesaikan. Selain itu, limbah dari pabrik-pabrik sekitar mencemari sungai, memperburuk kondisi lingkungan.


“Banjir ini sudah seperti ‘tamu langganan’ setiap tahun, tapi kami tidak pernah mendapat solusi nyata. Sungai kami dibiarkan dangkal, dan limbah pabrik mencemari air yang menjadi bagian dari kehidupan kami,” kata Khairul dengan nada putus asa.


Erwin, nelayan setempat yang mencari ikan di sungai tersebut, mengungkapkan kesulitan lain. Akibat pencemaran limbah, hasil tangkapannya menurun drastis, membuatnya kesulitan mencukupi kebutuhan keluarga. “Sungai ini tempat kami bergantung hidup, tapi limbah industri seperti membunuhnya perlahan. Kami hanya bisa berharap pemerintah segera bertindak sebelum semuanya terlambat,” ujarnya.


Tiga Pilar Desa Turun Lapangan, Harapan Baru Warga. Sebagai respons awal, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan perangkat Desa Hamparan Perak mengunjungi lokasi untuk meninjau langsung kondisi tersebut. Kehadiran tiga pilar ini diharapkan menjadi angin segar bagi warga yang sudah bertahun-tahun mengharapkan perhatian nyata dari pemerintah.


Dalam kunjungan itu, warga menyampaikan berbagai aspirasi dan mendesak agar Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWS 2), Dinas Pengairan Sumut, serta dinas terkait lainnya segera mengambil langkah strategis. Beberapa usulan yang disampaikan, di antaranya:


1. Pengerukan muara sungai untuk mengatasi pendangkalan.

2. Perbaikan pintu klep pengendali banjir yang telah rusak.

3. Pemasangan penghalang limbah pabrik agar tidak mencemari lingkungan.

4. Pembenahan sistem drainase di kawasan permukiman.


“Kami Butuh Aksi, Bukan Sekadar Janji”.Warga berharap, pemerintah tidak hanya berhenti pada kunjungan tanpa tindak lanjut. “Kami tidak butuh seremonial, kami butuh aksi. Kalau masalah ini terus dibiarkan, sungai ini tidak hanya membawa banjir, tapi juga kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” tegas Khairul.


Banjir, Ancaman Kesehatan dan Ekonomi. Banjir yang terjadi tidak hanya merusak properti dan infrastruktur, tetapi juga memengaruhi kesehatan warga. Air banjir yang bercampur limbah pabrik sering kali menjadi pemicu berbagai penyakit kulit seperti gatal-gatal dan infeksi. Selain itu, rusaknya ekosistem sungai membuat nelayan kehilangan penghasilan karena berkurangnya hasil tangkapan ikan.


Kolaborasi Antarinstansi untuk Solusi Tuntas

Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat bersinergi dalam menyusun rencana aksi yang komprehensif. Warga menaruh harapan besar pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II dan dinas-dinas terkait untuk segera melaksanakan pengerukan sungai, perbaikan infrastruktur, serta langkah tegas terhadap pelanggaran limbah oleh industri.


Kunjungan tiga pilar desa hamparan perak Helmi ke lapangan membawa harapan baru bagi warga. “Semoga langkah konkret segera terwujud agar kami tidak terus-menerus hidup dalam ketakutan setiap musim hujan tiba,” tutup Khairul, penuh harap.


Tindakan nyata yang berkelanjutan adalah solusi agar Desa Paluh Rimau Sei Mati dapat kembali hidup nyaman tanpa ancaman banjir dan pencemaran lingkungan yang telah menghantui selama bertahun-tahun. (***/Red)

×
Berita Terbaru Update